Wabah Korona Diyakini Tidak Hambat Kinerja Perbankan
Antara/Aprillio Akbar
Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran valuta asing di Jakarta.
Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran valuta asing di Jakarta.
PELAKU industri perbankan berbondong-bondong mendatangi Kompleks Bank Indonesia, untuk membahas perkembangan ekonomi domestik. Terutama, dampak penyebaran virus korona (COVID-19) terhadap industri jasa keuangan.
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Royke Tumilaar, meyakini wabah virus korona tidak akan berdampak signifikan terhadap rasio kredit macet bank (NPL).
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk, Tigor M. Siahaan, menambahkan dampak virus korona terhadap industri perbankan belum cukup signifikan, terutama bagi perusahaan.
“Untuk sementara waktu ini memang belum dalam pengaruhnya (virus korona). Tapi kita terus antisipasi dan kerja sama diperlukan untuk nasabah,” pungkas Tigor.
Lebih lanjut, Tigor mengatakan saat ini pihaknya masih terus mengantisipasi dampak penyebaran virus korona secara global, khususnya terhadap penyaluran kredit denominasi valuta asing (valas). Kendati demikian, dirinya optimistis pelemahan ekonomi global tidak akan berlangsung lama.
“Kami berpendapat ini ada dampak short term, tapi recovery tentunya ada,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso, menilai industri perbankan nasional cukup lihai menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Oleh karena itu, pihaknya meyakini industri perbankan tetap tumbuh di tengah pelambatan ekonomi global.
“Situasi seperti ini sudah sering. Kita selalu siap stress testing dan sudah sangat diantisipasi. Kita tetap optimis melalui kolaborasi dan kebijakan,” tukas Sunarso.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan kredit perbankan tumbuh positif sebesar 6,10% per Januari. Capaian itu ditopang kredit investasi yang tumbuh double digit pada level 10,48% yoy. Di tengah pertumbuhan intermediasi lembaga jasa keuangan, profil risiko masih terkendali, dengan rasio NPL gross sebesar 2,77% atau NPL net sebesar 1,04%, kemudian rasio NPF sebesar 2,56%.(OL-11)
Komentar
Posting Komentar