Langsung ke konten utama

Belajar Java: Memahami 3 Bentuk Percabangan dalam Java

Belajar Java: Memahami 3 Bentuk Percabangan dalam Java


Perbangan Java
Kalau kita perhatikan, alur pengeksekusian sebuah kode program dikerjakan satu per satu dari atas sampai ke bawah.
Baris demi baris dibaca, kemudian komputer mengerjakan apa yang diperintahkan.
Misalnya seperti ini:
Alur porgram tanpa percabangan
Alur programnya satu, tidak ada belokan atau percabangan.
Ngomong-ngomong apa itu percabangan?
Percabangan hanyalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut alur program yang bercabang.
Percabangan juga dikenal dengan “Control Flow”, “Struktur Kondisi”, “Struktur IF”, “Decision”, dsb. Semuanya itu sama.
Pada diagram alur (Flow Chart) seperti di atas, alurnya memang satu.
Tapi setelah kita menggunakan percabangan, alurnya akan bertambah menjadi seperti ini.
Flowchart Percabangan
Lalu bagaimana cara menulis kode percabangan dalam Java?
Caranya: menggunakan kata kunci ifelseswitch, dan case, dan operator ternary.
Contoh format stuktur IF seperti ini:
if( suatu_kondisi ) {
    // lakukan sesuatu kalau kondisi benar
    // Lakukan ini juga
}
suatu_kondisi hanya bernilai true/false saja. Kita bisa gunakan operator relasi dan logika di sini.
Untuk lebih jelasnya, nanti akan kita bahas.
Sebelumnya, kamu perlu tahu dulu tiga bentuk percabangan pada Java:
  1. Percabangan IF
  2. Percabangan IF/ELSE
  3. Percabangan IF/ELSE/IF atau SWITCH/CASE
Mari kita bahas satu per satu…

1. Percabangan IF

Percabangan ini hanya memiliki satu pilihan. Artinya, pilihan di dalam IF hanya akan dikerjakan kalau kondisinya benar.
Percabangan IF
Tapi kalau salah… tidak akan melakukan apa-apa. Alias lanjut eksekusi ke perintah berikutnya.
Contoh:
Pernahkah kalian belanja di toko, kemudian kalau belanja di atas sekian ribu dapat hadiah atau diskon.
Nah! Contoh kasus seperti itu, dapat kita selesaikan dengan menggunakan percabangan ini.
untuk lebih jelasnya…

Mari Kita Membuat Program Hadiah

Misalkan ada sebuah toko buku. Mereka memberikan hadiah berupa perlengkapan sekolah kepada pembeli yang belanja di atas Rp 100.000.
Maka programnya bisa kita buat seperti ini:
import java.util.Scanner;

public class Hadiah {

    public static void main(String[] args) {

        // membuat variabel belanja dan scanner
        int belanja = 0;
        Scanner scan = new Scanner(System.in);

        // mengambil input
        System.out.print("Total Belanjaan: Rp ");
        belanja = scan.nextInt();

        // cek apakah dia belanja di atas 100000
        if ( belanja > 100000 ) {
            System.out.println("Selamat, anda mendapatkan hadiah!");
        }

        System.out.println("Terima kasih...");

    }

}
Jalankan programnya dan perhatikanlah hasilnya.
Program diskon dengan Java
Cobalah untuk memberikan nilai di bawah 100000 dan perhatikan apa akan yang terjadi.

2. Percabangan IF/ELSE

Sedangkan percabangan IF/ELSE memiliki pilihan alternatif kalau kondisinya salah.
IF: “Jika kondisi benar maka kerjakan ini, kalau tidak silahkan lanjut”
IF/ESLE: “Jika kondisi benar maka kerjakan ini, kalau salah maka kerjakan yang itu, setelah itu lanjut”
Perbedaan percabangan IF dengan IF/ELSE
Begitulah perbedaan IF dengan IF/ELSE.
Sekarang mari kita coba dalam kode program…

Program Cek Kelulusan

Misalkan, kalau nilai siswa lebih besar dari 70, maka ia dinyatakan lulus. Kalau tidak, maka dia gagal.
Programnya bisa kita buat seperti ini:
import java.util.Scanner;

public class CekKelulusan {

    public static void main(String[] args) {

        // membuat variabel dan Scanner
        int nilai;
        String nama;
        Scanner scan = new Scanner(System.in);

        // mengambil input
        System.out.print("Nama: ");
        nama = scan.nextLine();
        System.out.print("Nilai: ");
        nilai = scan.nextInt();

        // cek apakah dia lulus atau tidak
        if( nilai >= 70 ) {
            System.out.println("Selemat " + nama + ", anda lulus!");
        } else {
            System.out.println("Maaf " + nama + ", anda gagal");
        }

    }

}
Hasil outputnya:
Hasil output program tes kelulusan
Cobalah untuk merubah nilai yang dimasukkan dan perhatikan apa yang akan terjadi.

Percabangan IF/ELSE dengan Operator Ternary

Selain menggunakan struktur seperti di atas, percahangan ini juga dapat menggunakan operator ternary.
Seperti yang sudah kita pelajari pada pembahasan tentang operator. Operator ternary memiliki konsep yang sama seperti percabganan IF/ELSE.
Ilustraisi operator ternary
Contoh programnya:
public class OperatorTernary {
    public static void main(String[] args) {

        boolean suka = true;
        String jawaban;

        // menggunakan operator ternary
        jawaban = suka ? "iya" : "tidak";

        // menampilkan jawaban
        System.out.println(jawaban);

    }
}

3. Percabangan IF/ELSE/IF dan SWITCH/CASE

Jika percabangan IF/ESLE hanya memiliki dua pilihan saja. Maka percahangan IF/ELSE/IF memiliki lebih dari dua pilihan.
Formatnya seperti ini:
if (suatu kondisi) {
    // maka kerjakan ini
    // kerjakan perintah ini juga
    // …
} else if (kondisi lain) {
    // kerjakan ini
    // kerjakan ini juga
    // …
} else if (kondisi yang lain lagi) {
    // kerjakan perintah ini
    // kerjakan ini juga
    // …
} esle {
    // kerjakan ini kalau
    // semua kondisi di atas
    // tidak ada yang benar
    // …
}
Coba perhatikan contohnya:
Jika nilainya lebih besar dari 90, maka grade-nya “A”. Sedangkan kalau lebih besar dari 80, maka “B+”. Lebih besar dari 70, maka “B”, dan seterusnya.
Lebih jelasnya, mari kita buat program.

Program HitungGrade

Silahkan buat sebuah class baru bernama HitungGrade, kemudian ikuti kode program berikut.
import java.util.Scanner;

public class HitungGrade {
    public static void main(String[] args) {

        // membuat variabel dan scanner
        int nilai;
        String grade;
        Scanner scan = new Scanner(System.in);

        // mengambil input
        System.out.print("Inputkan nilai: ");
        nilai = scan.nextInt();

        // higung gradenya
        if ( nilai >= 90 ) {
            grade = "A";
        } else if ( nilai >= 80 ){
            grade = "B+";
        } else if ( nilai >= 70 ){
            grade = "B";
        } else if ( nilai >= 60 ){
            grade = "C+";
        } else if ( nilai >= 50 ){
            grade = "C";
        } else if ( nilai >= 40 ){
            grade = "D";
        } else {
            grade = "E";
        }

        // cetak hasilnya
        System.out.println("Grade: " + grade);
    }
}
Hasil outputnya:
Hasil output program hitung grade

Percabangan SWITCH/CASE

Percabangan SWITCH/CASE sebenarnya adalah bentuk lain dari IF/ELSE/IF.
Bedanya, percabangan ini menggunakan kata kunci switch dan case.
Formatnya juga berbeda, tapi cara kerjanya sama.
switch(variabel){
    case 1:
        // kerjakan kode ini
        // kode ini juga
        break;
    case 2:
        // kerjakan kode ini
        // kode ini juga
        break;
    case 3:
        // kerjakan kode ini
        // kode ini juga
        break;
    default:
        // kerjakan kode ini
        // kode ini juga
        break;
}
Perhatikan: case 1 artinya nilai variabel yang akan dibandingkan, apakah nilainya sama dengan 1 atau tidak.
Kalau iya, maka kerjakan kode yang ada di dalam case 1.
Bisa juga betuknya berbeda, misalnya seperti ini:
switch (variabel) {
    case 'A':
        // lakukan sesuatu
        break;
    case 'B':
        // lakukan ini
        break;
    default:
        // lakukan ini
}
Perlu diperhatikan juga: di sana ada kata kunci break dan default.
  • break artinya berhenti. Ini untuk memerintahkan komputer untuk berhenti mengecek case yang lainnya.
  • default artinya jika nilai variabel tidak ada yang sama dengan pilihan case di atas, maka kerjakan kode yang ada di dalam default.
Pilihan default bisa juga tidak memiliki break, karena dia adalah pilihan terakhir. Artinya pengecekan akan berakhir di situ.
Contoh program dengan percabangan SWITCH/CASE
import java.util.Scanner;

public class LampuLalulintas {
    public static void main(String[] args) {

        // membuat variabel dan Scanner
        String lampu;
        Scanner scan = new Scanner(System.in);

        // mengambil input
        System.out.print("Inputkan nama warna: ");
        lampu = scan.nextLine();

        switch(lampu){
            case "merah":
                System.out.println("Lampu merah, berhenti!");
                break;
            case "kuning":
                System.out.println("Lampu kuning, harap hati-hati!");
                break;
            case "hijau":
                System.out.println("Lampu hijau, silahkan jalan!");
                break;
            default:
                System.out.println("Warna lampu salah!");
        }
    }
}
Hasil outputnya:
Hasil output program lampu lalu lintas dengan percabangan switch case
Eksperimen: Cobalah untuk menghilangkan break di salah satu case dan perhatikanlah hasilnya.

Percabangan dalam Percabangan (Nested)

Kita sudah tahu tiga bentuk dasar percabganan di Java. Selanjutnya, kita coba bahas percabangan yang ada di dalam perbangan (perabangan bersarang).
Sebenarnya pembahasan ini saya ingin pisahkan. Namun, baiknya digabungkan di sini aja.
Anggap saja pembahasan bonus 😄.
Baiklah…
Jadi, percabangan itu bisa dibuat di dalam percabangan. Kadang teknik ini disebut juga nested if.
Contoh kasus:
Misalnya ada model bisinis seperti ini di sebuah toko. Ketika orang membayar di kasir, biasanya ditanya ada kartu member untuk mendapatkan diskon dan sebagainya.
Apakah anda punya kartu member?
   - ya
       * Apakah belanjaan anda lebih dari 500rb?
           # ya : mendapatkan diskon 50rb
           # tidak : tidak mendapatkan diskon
       * Apakah belanjaan anda lebih dari 100rb?
           # ya : mendapatkan diskon 15rb
           # tidak: tidak mendapatkan diskon
   - tidak
       * Apakah belanjaan anda lebih dari 100rb?
           # ya : mendapatkan diskon 10rb
           # tidak: tidak mendapatkan diskon
Paham?
Kalau tidak, coba perhatikan flow chart-nya:
Flowchart percabangan bersarang
Masih belum paham?
Kalau begitu mari kita coba dalam program.
Silahkan buat class baru bernama Kasir dan ikuti kode program berikut ini.
import java.util.Scanner;

public class Kasir {
    public static void main(String[] args) {
        // deklarasi variabel dan Scanner
        int belanjaan, diskon, bayar;
        String kartu;
        Scanner scan = new Scanner(System.in);

        // mengambil input
        System.out.print("Apakah ada kartu member: ");
        kartu = scan.nextLine();
        System.out.print("Total belanjaan: ");
        belanjaan = scan.nextInt();

        // proses
        if (kartu.equalsIgnoreCase("ya")) {
            if (belanjaan > 500000) {
                diskon = 50000;
            } else if (belanjaan > 100000) {
                diskon = 15000;
            } else {
                diskon = 0;
            }

        } else {
            if (belanjaan > 100000) {
                diskon = 5000;
            } else {
                diskon = 0;
            }
        }

        // total yang harus dibayar
        bayar = belanjaan - diskon;

        // output
        System.out.println("Total Bayar: Rp " + bayar);
    }  
}
Hasil outputnya:
Hasil output program dengan percabangan bersarang
Cobalah untuk mengubah nilai yang dimasukkan dan perhatikan hasilnya.
Mungkin di sana ada yang perlu diperhatikan:
  • Fungsi equalsIgnoreCase("ya") digunakan untuk membandingkan String dengan tidak memperdulikan huruf besar dan kecilnya.
  • Ada juga Fungsi equals(), fungsinya sama. Tapi equals() akan memperhatikan case hurufnya.
Kenapa tidak menggunakan operator == atau !=?
Di Java memang seperti itu.
Kalau kita ingin membandingkan nilai String, ya… menggunakan fungsi yang dua tadi.
Tapi, kalau membandingkan selain String, maka bisa pakai operator == atau !=.

Menggunakan Operator Logika dalam Percabangan

Operator logika dalam percabangan sebenarnya bisa membuat percabangan menjadi lebih singkat.
Misal ada program Tilang dengan logika seperti ini:
public class Tilang {
    public static void main(String[] args) {
        boolean SIM = false;
        boolean STNK = true;

        // cek apakah dia akan ditilang atau tidak
        if(SIM == true){
            if( STNK == true ) {
                System.out.println("Tidak ditilang!");
            }
        } else {
            System.out.println("Anda ditilang!");
        }
    }
}
Perhatikan: di sana kita menggunakan percabangan bersarang untuk mengecek, apakah dia ditilang atau tidak.
Hal ini sebenarnya bisa disingkat dengan operator logika, sehingga menjadi seperti ini:
public class Tilang {
    public static void main(String[] args) {
        boolean SIM = false;
        boolean STNK = true;

        // cek apakah dia akan ditilang atau tidak
        if(SIM == true && STNK == true){
            System.out.println("Tidak ditilang!");
        } else {
            System.out.println("Anda ditilang!");
        }
    }
}
Pada kode di atas, kita menggunakan operator AND (&&).
Karena logikanya: Si pengendara tidak akan ditilang kalau punya SIM dan STNK.

Apa Selanjutnya?

Kita sudah peljari beberapa macam bentuk percabagan dan pernak-perniknya, ringkasananya seperti ini:
  1. Percabangan IF, hanya memiliki satu pilihan;
  2. Percabangan IF/ELSE memiliki dua pilihan;
  3. Percabangan dengan operator ternary adalah bentuk lain dari IF/ELSE;
  4. Percabangan IF/ELSE/IF memiliki lebih dari dua pilihan;
  5. Percabangan SWITCH/CASE adalah bentuk lain dari IF/ELSE/IF;
  6. Percabangan bersarang adalah percabangan dalam Percabangan;
  7. Penggunaan operator logika dalam percabangan bisa membuat percabangan menjadi lebih singkat.
Wah, ternyata banyak juga ya.
Intinya pahami yang tiga bentuk itu. Kemudian cobalah cari contoh kasus yang berbeda.
Semakin banyak latihan semakin mantap.
Ada pertanyaan?
Selanjutnya, silahkan pelajari tentang Perulangan dalam Java.
Jika artikel ini bermanfaat, silahkan dibagikan 😄.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSEDUR PEMBUATAN INDIKATOR

PROSEDUR PEMBUATAN INDIKATOR 1. EBT (ERIOCROM BLACK T) Timbang 100 mg serbuk zat warna EBT ,10 gram Kristal NaCl atau Kristal Na2SO4 an hidrat. Kedua zat tersebut dicampur dengan cara menggerus didalam mortar sampai halus dan merata. Penggunaannya 100 mg (seujung spatel ) untuk satu kali titrasi. 2. Merah metil Larutkan 25 mg metil P dengan 0,95 ml larutan Natrium hidroksida 0,05 N dan 5 ml etanol 95 % setelah larut sempurna, tambahkan etanol 50 % secukupnya hingga 250,0 ml 3. Jingga metil Larutkan jingga metil P 0,04 % b/v dalam etanol 20 % 4. BTB Larutkan 100 mg biru brom timol P dengan 3,2 ml Natrium Hidroksida 0,05 N dan 5 ml etanol 90 % ,setelah larut sempurna tambahkan etanol 20 % secukupnya hingga 250,0 ml. 5. MUREXIDE Haluskan 100 mg serbuk murexide dengan 10 gram KNO3 atau 10 gram NaCl . Pada pemakaiannya 100 gram serbuk murexide tiap volume 150 sampai 200 ml. 6. Larutan indicator Fenolftalein 0,035 %. Timbang ± 0,035 gram Fenolftalein ,lar

LARUTAN PADA KIMIA ANALITIK KUANTITATIF

LARUTAN PADA KIMIA ANALITIK KUANTITATIF 1.        LARUTAN NaOH 0,1  N                 4 gram NaOH dalam 1 Liter 2.        LARUTAN HCl 0,1 N HCl pekat = 37% HCl pekat = 12 M = 12 N                 8,33 mL HCl pekat = 1 Liter 0,1 N 3.        LARUTAN H 2 SO 4 0,1 N H 2 SO 4 pekat = 96 % H 2 SO 4 pekat = 17,63 M = 18 M = 36 N        2,78 mL H 2 SO 4 pekat = 1 liter 0,1 N 4.        LARUTAN CH 3 COOH 0,1 N CH 3 COOH pekat = 99,5 % CH 3 COOH pekat = 17 M = 17 N        5,88 mL CH 3 COOHpekat = 1 liter 0,1 N 5.        LARUTAN Na 2 S 2 O 3 0,1 N             26 gram Na 2 S 2 O 3 dengan 0,2   g Na 2 CO 3 dilarutkan dalam air bebas CO 2 segar sampai volume 1000 ml 6.        LARUTAN KIO 3 0,1 N             3 , 5 g KIO 3 encerkan dengan air hingga 1000 m L 7.        LARUTAN KMnO 4 0,1 N      3,3 gram Kalium Permanganat P adat dilarutkan dalan air hingga 1000 ml 8.        LARUTAN IODIUM (I 2 ) 0,1 N 12,69 gram I 2 P adat ke dalam la

Membuat Air Mawar

  Membuat Air Mawar   1.      Metoda Merebus Bahan: - 2 hingga 3 cangkir kelopak mawar segar yang sudah bersih - Panci ukuran besar - Botol semprot - 2 liter  air  Langkah-langkah: 1. Masukkan kelopak mawar bersih ke dalam panci dan tuangkan air suling ke dalamnya. 2. Letakkan panci di atas kompor dengan api kecil. 3. Masak selama 30 menit hingga mendidih dan kelopak bunga berubah warna. 4. Setelah itu diamkan hingga dingin dan masukan ke dalam botol semprot. Kalau ingin mendapatkan sensasi segar, Anda bisa taruh botol air mawar ke dalam kulkas sebelum digunakan. 2. Metode penghancuran Bahan: - 7-8 kelopak mawar segar atau kering dan sudah dibersihkan - Air suling - Mangkuk - Saringan - Lesung dan alu - Botol kaca Langkah-langkah: 1. Haluskan kelopak bunga menggunakan lesung dan alu. Kemudian masukan kedalam mangkuk yang berisi air sulingan secukupnya dan biarkan selama 2-3 jam. 2. Tuang campuran air dan kelopak itu ke dalam panci dan ma