BAB V
HUKUM DASAR KIMIA
A.
Hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier)
Sudah
lama orang mengetahui bahwa pada pembakaran kayu akan dihasilkan arang atau abu
yang massanya lebih ringan, sedangkan logam menjadi lebih berat setelah
dibakar. Akan tetapi, sampai pertengahan abad ke-17 para ilmuwan tidak dapat
menjelaskan adanya perubahan massa dalam reaksi kimia. Hal ini disebabkan
keterlibatan udara dalam suatu reaksi belum dipahami secara jelas pada saat
itu.
a. Teori
phlogiston
Ide
awal teori phlogiston berasal dari Johann Joachim Becker (1635-1682)
yang kemudian menarik perhatian Gerge Ernst Stahl (1660-1734). Teori
phlogiston pada prinsipnya menyatakan:
1) semua
materi mengandung zat ringan yang disebut phlogiston;
2) suatu
reaksi kimia merupakan perpindahan phlogiston dari suatu materi ke materi yang
lain.
Becher
dan Stahl memberikan contoh pada pembakaran suatu
logam, massanya akan berubah menjadi lebih berat dibandingkan massa logam awal.
Logam akan kehilangan phlogiston sehingga berubah menjadi calx logam (sekarang
disebut oksida logam). Untuk memperoleh kembali logam tersebut, calx harus
dibakar bersama karbon yang kaya phlogiston, karena phlogiston semula sudah
hilang di udara. Calx akan menyerap phlogiston dari udara sehingga berubah
menjadi logam semula.
b. Akhir
teori phlogiston dan lahirnya hukum kekekalan massa
Hampir
satu abad teori phlogiston dianut oleh para ilmuwan. Pada tahun 1774, Joseph
Priestley (1733-1804) dari Inggris melakukan eksperimen dengan memanaskan calx
merkuri (merkuri oksida) yang berupa serbuk merah. Calx merkuri dapat
berubah kembali menjadi logam merkuri hanya dengan pemanasan tanpa penambahan
materi yang kaya akan phlogiston. Calx merkuri terurai menjadi logam raksa dan
suatu “udara aneh” yang berbeda dari udara biasa. Jika bara api diletakkan
dalam “udara aneh”, maka ia akan menyala lebih terang. Menurut Priestly, serbuk
calx merkuri menyerap phlogiston udara sehingga berubah menjadi logam raksa.
Akibatnya udara di sekitarnya kehabisan phlogiston yang disebut “dephlogisticated
air”.
Kegagalan
teori phlogiston disebabkan pada waktu itu para ilmuwan belum memahami
keterlibatan gas dalam reaksi kimia. Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794)
di Paris, Prancis, menganggap “phlogiston” adalah suatu zat khayal yang
keberadaannya belum terbukti secara eksperimen. Menurut Lavoisier, suatu
eksperimen kimia harus memakai pengukuran dan perhitungan kuantitatif.
Pada
tahun 1779, Lavoisier mengulang eksperimen Priestly dengan lebih
teliti. Ia memanaskan 530 gram logam merkuri dalam suatu wadah yang terhubung
dengan udara dalam silinder ukur dalam suatu wadah tertutup. Volum udara dalam
silinder ternyata berkurang sebanyak bagian, sedangkan logam merkuri berubah
menjadi calx merkuri (oksida merkuri) dengan massa 572,5 gram, atau terjadi
kenaikan massa sebesar 42,4 gram. Besarnya kenaikan massa ini ternyata sama
dengan bagian 1/5 udara yang hilang. Ia
menyadari bagian udara tersebut ialah udara tanpa phlogiston yang telah
bergabung dengan logam merkuri membentuk calx merkuri. Ia menamakan bagian
udara tersebut sebagai oksigen.
Berdasarkan
eksperimen, Lavoisier merumuskan Hukum Kekekalan Massa yang berbunyi:
“Di dalam suatu reaksi kimia, massa zat-zat sebelum
reaksi sama dengan massa zat sesudah reaksi”.
B.
Hukum perbandingan tetap (hukum Proust)
Pada
tahun 1799, Joseph Louis proust (1754- 1826) dari Perancis
melakukan eksperimen, yaitu mereaksikan unsur hidrogen dan unsur oksigen. Ia menemukan
bahwa unsur hidrogen dan unsur oksigen selalu bereaksi membentuk senyawa air
dengan perbandingan massa yang tetap, yaitu 1 : 8.
Massa hidrogen :
Massa oksigen = 1 : 8
Proust
juga meneliti beberapa senyawa yang lain dan memperoleh
kesimpulan yang sama, yaitu perbandingan berat unsur-unsur yang menyusun suatu
senyawa tidak pernah berubah.
Hukum
Perbandingan Tetap berbunyi:
“Perbandingan
massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tetap.”
Dengan memakai
pemahaman hukum perbandingan tetap, definisi senyawa dapat diperluas sebagai
berikut:
“senyawa
adalah zat yang terbentuk oleh dua atau lebih unsur yang berbeda jenis dengan
perbandingan massa unsur-unsur penyusunnya adalah tetap”.
C.
Hukum kelipatan perbandingan (hukum Dalton)
Hukum Proust
dikembangkan lebih lanjut oleh para ilmuwan untuk unsur-unsur yang dapat
membentuk lebih darisatu senyawa. Salah seorang diantaranya ialah Dalton (1766- 1844). Dalton mengamati
adanya suatu keteraturan yang terkait dengan perbandingan massa unsur-unsur
dalam suatu senyawa.
Hukum Kelipatan Perbandingan (hukum
Dalton) berbunyi:
“Jika dua jenis
unsur bergabung membentuk lebih dari satu senyawa, dan jika, massa salah satu
unsur dalam senyawa tersebut sama, sedangkan massa unsur lainnya berbeda, maka
perbandingan massa unsur lainnya dalam senyawa tersebut merupakan bilangan
bulat sederhana.”
D.
Hukum perbandingan volum (hukum Gay - Lussac)
Joseph
Louis Gay Lussac (1788-1850) dari Perancis
tertarik pada penemuan Henry Cavendish (1731-1810) dari Inggris, yang menemukan
perbandingan volume hidrogen yang bereaksi dengan oksigen membentuk air adalah
2 : 1, jika kedua gas itu diukur pada suhu (T) dan tekanan (P) yang sama.
Akhirnya, pada tahun 1809 Joseph Louis Gay Lussac melakukan percobaan terhadap
berbagai reaksi gas. 2 volume gas hidrogen + 1 volume gas oksigen 2 volume uap
air 1 volume gas nitrogen + 3 volume gas hidrogen 2 volume gas ammonia 1 volume
gas hidrogen + 1 volume gas klorin 2 volume gas hidrogen klorida
Dari
percobaan ini, Gay-Lussac merumuskan Hukum Perbandingan Volum (hukum Gay-Lussac)
yang berbunyi:
“Pada suhu dan tekanan yang
sama, volume gas-gas yang bereaksi dan volumegas-gas hasil reaksi berbanding
sebagai bilangan bulat dan sederhana.”
E. Perhitungan Kimia
Terdapat berbagai cara untuk menentukan
ukuran suatu benda. Menghitung jumlah, volume, bahkan massa suatu benda
merupakan pekerjaan yang biasa kita lakukan sehari-hari. Beras biasa dihitung
dari massanya, misalnya 1 kg. Hampir tidak pernah kita menghitung beras dalam
jumlah satuan, misalnya 50 butir beras.
Karena hal tersebut merupakan pekerjaan
yang sulit dan tidak praktis. Demikian pula halnya dengan atom. Hingga saat ini
tidak pernah ada yang melihat atom bahkan dengan mikroskop elektron sekalipun.
Atom terlalu kecil untuk dilihat apalagi untuk dihitung jumlah partikel materi.
Yang dapat dilakukan adalah dengan menghitung massa atau volumenya.
1. Konsep
mol
a. Hipotesis
Avogadro
Pada suhu dan
tekanan yang sama, semua gas bervolume sama mengandung jumlah molekul yang sama
pula.
Pada
awalnya, Hukum Gay Lussac tidak dapat dijelaskan para ilmuwan termasuk oleh John
Dalton, pencetus teori atom. Ketidakmampuan Dalton karena ia menganggap partikel
unsur selalu berupa atom tunggal (,monoatomik). Barulah pada tahun 1811 Amadeo
Avogadro (1776-1856) dari Italia, mengemukakan bahwa partikel unsur
tidak harus berupa atom tunggal, tetapi dapat juga berupa molekul.
b. Mol
Satuan
mol menyatakan jumlah partikel (atom, molekul, atau ion) dalam suatu zat. Para
ahli sepakat bahwa 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah
partikel dalam 12,0 gram C-12, yaitu sebanyak 6,02 × 1023 partikel.
Jumlah partikel ini disebut sebagai Bilangan Avogadro (L).
Contoh:
•
1 mol unsur ( C ) mengandung
6,02 × 1023 atom C
•
1 mol senyawa H2O
mengandung 6,02 × 1023 molekul H2O
•
1 mol senyawa ion NaCl
mengandung 6,02 × 1023 ion Na+ dan 6,02 × 1023
ion Cl–
Hubungan antara mol
dan jumlah partikel zat (X) dapat dirumuskan sebagai berikut:
X = mol × 6,02 .1023 partikel/ mol
2. Massa
molar
Massa
molar adalah massa yang dimiliki oleh 1 mol zat. Dasar perhitungan massa molar
ialah massa atom C-12 dalam 1 mol, yaitu sebesar 12,0 gram. Dengan mengetahui
nilai m, kita dapat menentukan mol zat (n) jika massanya (w)
n =
Keterangan:
n = mol zat (mol)
m = massa zat (gr)
Mr = massa molar (gr/mol)
Contoh :
1. Hitung mol CaCO3 200 gram
! (Ar Ca = 40, C = 12, O = 16)
2. Berapa massa X yang mempunyai Mr 60
sebanyak 0,3 mol?
Jawab:
1. m
= 200 gram
Mr
= (40 + 12 + 3.16) = 100
n
=
=
=
2 mol . Jadi jumlah CaCO3 sebanyak 2 mol.
2. Mr = 60
n = 0,3 mol
n
=
m = n . Mr = 0,3 x 60 = 18 gram.
3.
Volum molar gas
a.
Pada keadaan standar
Volum
molar menyatakan volum yang ditempati 1 mol gas pada suhu dan tekanan tertentu.
Dari eksperimen diketahui bahwa 1 liter gas oksigen (O2), yang
diukur pada suhu 0o C dan tekanan 76 cmHg (1 atmosfer) mempunyai
massa sebesar 1, 429 gram.
Keadaan
suhu 0o C dan tekanan 1 atmosfer disebut keadaan standar (STP). Setiap
1 mol gas yang diukur pada keadaan standar akan mempunyai volume yang sama,
yaitu 22,4 liter.
V
Gas X = mol X . 22,4 Liter
b.
Pada keadaan tidak standar
Perhitungan volume
gas pada kondisi ini didasarkan pada rumusan gas ideal:
P
V = n R T
Keterangan:
P = tekanan (atm)
V = volume (liter)
n = mol gas
R = tetapan gas ( 0,082 L.atm/mol.K)
T = suhu (Kelvin)
4.
Hubungan antara mol, Jumlah molekul, massa, dan volume gas
Hubungan antara mol,
jumlah molekul, massa, dan volume gas, seperti dalam persamaan berikut :
n
=
=
=
Keterangan :
n = mol
m = massa (gram)
Mr = massa molekul relatif
V = volume gas pada STP (liter)
X = Jumlah partikel
Contoh Soal
Hitunglah jumlah molekul O2
yang terkandung dalam 2 liter gas oksigen pada suhu 0o C dan tekanan
1 atm. (L = 6,02 × 1023)
Jawab:
X =
= 0,536 x 1023
molekul = 5,36 x 1022 molekul
Jumlah molekul O2 yang
terkandung dalam 2 liter gas O2 pada keadaan standar adalah: 5,36
x 1022 molekul
5.
Menggunakan persamaan reaksi dalam perhitungan kimia
Perhatikan contoh berikut!
1. Padatan
silikon bereaksi habis dengan gas klorin membentuk lelehan silikon tetraklorida
menurut persamaan reaksi:
Si
(s) + 2Cl2 (g)®
SiCl4 (l)
a.
Berapa mol gas klorin yang
diperlukan untuk bereaksi habis dengan 30 gr silikon?
b.
Berapa mol silikon
tetraklorida yang dihasilkan? (Ar Si = 28, Cl= 35,5)
Jawab:
Langkah-langkah penyelesaian soal:
Si (s) + 2Cl2 (g)® SiCl4
(l)
Sebelum : x 2x –
Reaksi : –x
mol –2x mol +x mol
Sesudah : 0 mol 0 mol x mol
Diketahui:
n Si awal : n =
=
=
1,071 mol
Jadi, harga x = 1, 071 mol
a.
mol Cl2 yang
diperlukan = 2x = 2 × 1, 071 mol = 2, 142 mol
b.
mol SiCl4 yang
dihasilkan = x = 1, 071 mol
2.
Reaksi tembaga dengan asam
nitrat menghasilkan 18,75 g tembaga (II) nitrat pada suhu dan tekanan tertentu.
Reaksi:
3Cu(s) + 8HNO3
(aq) ®
3Cu(NO3)2 (aq) + 2 NO (g) + 4 H2O(l)
(Bila Ar Cu = 63,5; N = 14; O=16; C=12;
dan H=1 )
a.
berapa gram tembaga yang
bereaksi?
b.
berapa liter gas NO yang
dihasilkan jika diukur pada keadaan 1,25 gram C2H6 volumenya
1 liter?
Jawab:
3Cu(s) + 8HNO3
(aq) ®
3Cu(NO3)2 (aq) + 2 NO (g) + 4 H2O(l)
Tembaga (II) nitrat yang dihasilkan =
18,75 gram
Mr Cu(NO3)2 =
63,5 + (14 + 3. 16) × 2 = 187,5 gram
n Cu(NO3)2=
= 0,1mol
a) Tembaga yang bereaksi
3Cu(s) + 8HNO3
(aq) ®
3Cu(NO3)2 (aq) + 2 NO (g) + 4 H2O(l)
3 : 8 : 3 : 2 : 4
n Cu =
× 0,1 mol = 0,1 mol
Banyaknya tembaga yang bereaksi:
m = n × Mr Cu
= 0,1 mol x 63,5
= 6,35 gram
Jadi massa Cu = 6,35 gram
b) Volume gas NO yang dihasilkan:
n NO =
x
0,1 mol = 0,067 mol
Diketahui 1,25 g C2H6
volumenya 1 L, maka:
n C2H6 =
=
0,042 mol
V NO =
= 1,6 L
Jadi volume gas NO = 1,6 liter
3.
Diketahui 4 gram kalsium
karbonat direaksikan dengan larutan hidrogen klorida.
a. Tulis persamaan reaksi yang terjadi.
(Ca = 40, C = 12, O = 16, Cl = 35,5)
b. Hitung berat garam yang terbentuk.
c. Hitung volume gas yang terbentuk
(STP).
Jawab:
a. Persamaan reaksi:
CaCO3
+2HCl ®
CaCl2 + H2O + CO2
b. Berat garam yang terbentuk:
n CaCO3 =
=
0,04
CaCO3
+2HCl ®
CaCl2 + H2O + CO2
0,04 x
n CaCl2 = x = 0,04 mol
Maka, massa garam (CaCl2)
yang terbentuk adalah
m = n × Mr CaCl2
= 0,04 mol × 111 = 4,44 gram
c. Volum gas yang terbentuk pada
keadaan STP:
n CO2 = x = 0,04 mol
V = n × 22,4 L
= 0,04 mol × 22,4 L = 0,896 L
6. Pereaksi pembatas
Pereaksi
pembatas adalah pereaksi yang habis lebih dahulu Di dalam suatu reaksi kimia,
perbandingan mol-zat-zat pereaksi yang ditambahkan tidak selalu sama dengan
perbandingan koefisien reaksinya. Apabila zat-zat yang direaksikan tidak
ekivalen, maka salah satu pereaksi akan habis lebih dahulu sedangkan pereaksi
yang lain bersisa.
Langkah-langkah perhitungan pereaki pembatas:
1. Bagilah
jumlah mol masing-masing pereaksi dengan koefisiean reaksinya!
2. Pereaksi
yang hasil pembagiannya paling kecil ialah pereaksi pembatas,
3. Jumlah
produk ditentukan oleh pereaksi pembatas
Contoh soal
Serbuk besi sejumlah 28 gram (Ar Fe =
56) direaksikan dengan 20 gram belerang (Ar S = 32) sesuai dengan persamaan
reaksi
Fe + S ® FeS.
Tentukan zat yang tersisa
sesudah reaksi selesai. (UMPTN ’99 Rayon C)
Jawab:
Persamaan reaksi:
Fe + S ®FeS
mol Fe =
= 0,5 mol (habis bereaksi)
mol S =
= 0,625 mol
S yang bereaksi =
× mol Fe =
× 0,5 = 0,5 mol
S sisa = mol S mula-mula – mol S yang
bereaksi
= 0,625 – 0,5 = 0,125 mol
Massa S sisa = mol S sisa × Ar S
= 0,125 × 32 = 4 gram
Latihan
Gas klorin dapat dibuat dari reaksi:
MnO2 + 2NaCl + 2H2SO4
®
Na2SO4 + Cl2 + 2H2O + MnSO4
Sebanyak 8,7 gram MnO2
direaksikan dengan 23,4 gram NaCl dan 200 mL H2SO4 2 M (Ar
H = 1, O = 16 ; S = 32 ; Mn = 55 ; Na = 23 ; Cl = 35,5).
Tentukan:
a. volume gas klorin yang terbentuk
(STP)
b. massa pereaksi yang berlebih
SOAL LATIHAN
I.
Pilihan Ganda
1. Senyawa
H3PO4 mempunyai nama ....
A. asam sulfat D. asam posfat
B. asam sulfit E. asam posfit
C. asam karbonat
2. Senyawa
yang mempunyai jumlah atom paling banyak adalah ....
A. K3Co(NO2)3
D. CuSO3.5H2O
B. K4Fe(CN)6 E. Pb(NO3)2
C. Cu(NH3)4Cl
3. Senyawa
aluminium hidroksida mempunyai rumus kimia ....
A. Al (OH) D. Al(OH)4
B. Al (OH)2 E. Al(OH)5
C. Al (OH)3
4. Jka
ditentukan ion pembentuk senyawa yaitu : SO42–, PO43–,
NO3–, NH4+, Fe2+, dan Al3+,
maka rumus kimia senyawa yang benar adalah ....
A. Al3(NO3) D. FePO4
B. (NH3)(NO)4 E. Fe3(SO4)2
C. Al2(SO4)3
5. Nama
yang benar untuk senyawa Cu2S adalah ....
A. tembaga (II) sulfida D. tembaga(II)sulfat
B. tembaga (I) sulfida E. tembaga sulfat
C. dikuprum monosulfida
6. Nama
yang tidak sesuai dengan rumus kimia zat adalah ....
A. FeO = besi (II) oksida
B. K2O = dikalium oksida
C. Cu2S = tembaga (I)
sulfida
D. Ca(NO3)2 =
kalsium nitrat
E. Al(OH)3 = aluminium
hidroksida
7. Asam
dikromat mempunyai rumus kimia ....
A. H2Cr D. HCr2O7
B. H2CrO4 E. HCr
C. H2Cr2O7
8. Perhatikan
reaksi berikut:
a Pb(NO3)2
®
b PbO + c NO2 + d O2
Agar reaksi tersebut setara, maka nilai
a, b, c, dan d berturut-turut adalah ....
A. 2, 2, 1, 4 D. 2, 2, 4, 1
B. 3, 3, 1, 2 E. 3, 4, 2, 2
C. 1, 1, 2, 4
9. Persamaan
reaksi setara antara gas hidrogen yang bereaksi dengan nitrogen membentuk
amonia adalah ....
A. 3H + N2 ®2NH3 D. 3H2 + N2
®
2NH3
B. H2 + N ® NH2 E. 3H + N ® NH3
C. 4H2 + N2 ® 2NH3
10. Pada
reaksi:
Cl2 + NaOH ® NaCl + NaClO3
+ H2O
maka
koefisien Cl2 sebesar ....
A. 5 D.
2
B. 4 E.
1
C. 3
11. “Massa
zat sebelum dan sesudah reaksi selalu tetap.” Hukum
ini dikemukakan oleh ....
A. Proust D. Gay Lussac
B. Dalton E. Avogadro
C. Lavoisier
12. Joseph
Louis Proust merumuskan suatu hukum yang dikenal sebagai hukum ....
A. perbandingan tertentu D. kekekalan volum
B. perbandingan tetap E. kekekalan energi
C. kekekalan massa
13. Menurut
percobaan Gay-Lussac, perbandingan volum gas hidrogen, gas oksigen, dan uap air
yang dihasilkan adalah ....
A. 2 : 1: 2 D. 1 : 1 : 2
B. 1 : 1 : 1 E. 2 : 1 : 1
C. 1 : 3 : 2
14. Hidrogen
dan oksigen akan bereaksi membentuk air (H2O) dengan perbandingan:
m
(H) : m (O) = 1 : 8
Jika diketahui massa hydrogen yang
bereaksi 15 gr, maka massa air yang dihasilkan adalah.....
A. 115 gr D. 235
gr
B. 125 gr E. 335 gr
C. 135 gr
15. Suatu
tabung yang berisi gas metana, CH4 (Mr = 16) ditimbang pada suhu dan
tekanan tertentu. Tabung itu dikosongkan, kemudian diisi dengan gas oksigen pada
suhu dan tekanan yang sama. Berapakah berat gas metana?
A. sama dengan berat oksigen D. lima kali berat oksigen
B. dua kali berat oksigen E. seperlima berat oksigen
C. setengah berat oksigen
16. Jika
Ar K= 39; Ar Cl= 35,5; Ar O = 16; Ar Na = 23; Ar C =12; dan Ar H =1, massa molekul
relatif KClO3 dan Na2CO3.10H2O
berturut-turut adalah ....
A. 122.5 dan 106 D. 122.5 dan 266
B. 122.5 dan 126 E. 122.5 dan 286
C. 122.5 dan 234
17. Massa
1 atom C-12 yang sebenarnya adalah 2 x 10–23 gr. Massa 1 atom unsur
X = 2,67 x 10–23 gr. Massa atom relatif unsur X adalah ....
A. 16 D.
22
B. 18 E.
32
C. 20
18. Diketahui
Ar Ca = 40; P = 31; O = 16; N = 14 dan H = 1, maka kandungan posfor terbanyak
terdapat dalam senyawa ....
a. Ca3(PO4)2
d. Ca(H2PO4)2
b. NH4H2PO4
e. CaHPO4
c. (NH4)2HPO4
19. Persamaan
reaksi :
C2H4 (g) + O2
(g) ®
CO2 (g) + H2O(g) .
Perbandingan volum gas-gas dari reaktan
dan produk pada suhu dan tekanan yang sama adalah ....
a. 2 : 5 : 4 : 2 d. 1 : 1 : 2 : 1
b. 2 : 5 : 3 : 3 e. 1 : 1 : 1 : 1
c. 1 : 3 : 2 : 2
20. Pada
reaksi pembakaran sempurna gas etuna, C2H2 menurut
reaksi:
C2H2
(g) + O2 (g)®
CO2 (g) + H2O (g)
Perbandingan
volum gas yang bereaksi adalah ....
a. 2 : 5 : 4 : 2 d. 1 : 1 : 2 : 1
b. 2 : 5 : 3 : 3 e. 1 : 1 : 1 : 1
c. 1 : 3 : 2 : 2
21. Jika
diketahui Ar Fe = 56, S = 32 dan O = 16, maka massa besi yang terdapat dalam 4
gr Fe2(SO4)3 adalah ....
a. 4, 00 gr d. 0,56 gr
b. 1,12 gr e. 0,28 gr
c. 0,01 gr
22. Pupuk
yang mempunyai persentase nitrogen tertinggi adalah ....
(Ar
Na = 23, O = 16, N = 14, C = 12, K = 39, dan H = 1)
a. NaNO3 d. NH2CONH2
b. NH4NO3 e. NH4NH2
c. NH4NO2
23. Pupuk
kimia yang mengandung posfor terbanyak adalah (Ar P = 31) ....
a. Na2HPO4 (Mr =
142) d. Ca (H2PO4)
(Mr = 234)
b. NH4H2PO4
(Mr = 115) e. Ca3(PO4)2
(Mr = 310)
c. NaH2PO4 (Mr =
120)
24. 0,5
mol mg direaksikan dengan 500 mL HCl 2 M menurut persamaan reaksi:
Mg (s) + 2HCl (aq) ® MgCl2
(aq) + H2 (g)
Volum gas yang terbentuk pada STP
adalah ....
a. 1,12 liter d. 11,20 liter
b. 2.24 liter e. 22,40 liter
c. 15,60 liter
25. Pada
pembakaran campuran 4 gram serbuk magnesium dihasilkan 5 gram magnesium oksida,
maka kadar kemurnian serbuk magnesium adalah ....
a. 25 % d. 75 %
b. 40 % e. 89 %
c. 50 %
26. Pada
penguraian kalium klorat terbentuk 69,6 ml gas oksigen. Bila gas ini diukur pada
keadaan 0,58 liter gas N2 (Mr = 28) beratnya 0,7 gram; banyaknya KClO3 (Mr
= 122,5) yang terurai sebesar ....
a. 2,45 gram d. 0,85 gram
b. 1,485 gram e. 0,56 gram
c. 112,225 gram
27. Tujuh gram cuplikan yang mengandung besi
dianalisa dan diperoleh 2 gram Fe2O3 (Ar O = 16, Fe = 56).
Besi yang terkandung dalam cuplikan sebesar ....
a. 10 % d. 20%
b. 14,3% e. 24,4%
c. 17,5%
28. Suatu
hidrokarbon gas tersusun dari 85,7% karbon (C = 12, H = 1). Jika 10,5 gram gas
itu mempunyai volum 3,36 liter pada suhu 0o dan tekanan 1 atm, gas tersebut adalah
....
a. C3H6 d. C5H8
b. C4H6 e. C5H10
c. C4H8
29. Sebanyak
100 mL larutan perak nitrat 0,1 M dicampur dengan 100 mL larutan kalsium
klorida 0,2 M menghasilkan endapan perak klorida menurut persamaan:
2AgNO3
(aq) + CaCl2 (aq) ®
2AgCl (s) + Ca(NO3)2 (aq)
Massa
endapan yang terbentuk adalah .... (Ar Ag = 108, Cl = 35,5)
a. 1,435 gr d. 14,35 gr
b. 2,87 gr e. 28,7 gr
c. 5,74 gr
30. Sebanyak
5,8 gram basa M(OH)2 tepat bereaksi dengan 200 mL HCl 1 M menurut persamaan:
M(OH)2 (s) + 2HCl (aq) ® MCl (aq) + 2H2O
(l)
Massa atom relatif (Ar) logam M adalah
....
a. 24 d.
56
b. 27 e.
58
c. 40
II.
Uraian
1. Tuliskan
rumus kimia dari :
a. perak oksida f. aluminium nitrat
b. besi (II) klorida g. kalsium posfat
c. silikon tetrafluorida h. magnesium nitrit
d. karbon disulfida i. perak kromat
e. iodium monoklorida j. tembaga (II) sianida
2. Sempurnakan
koefisien dari persamaan reaksi berikut ini:
a. KClO3 ®KCl + O2
b. N2O3 ®NO + O2
c. H3PO4 + Ca
(OH)2 ®Ca3(PO4)2
+ H2O
d. Pb(NO3)2 +
NaCl ®PbCl2
+ NaNO3
e. K3PO3 + MgI2
®KI
+ Mg3(PO3)2
3. Tuliskan
persamaan setara untuk masing-masing reaksi berikut:
a.
Besi dengan asam klorida
membentuk besi (II) klorida.
b.
Larutan natrium karbonat
dengan larutan asam sulfat membentuk larutan natrium sulfat, gas karbondioksida,
dan air.
c.
Larutan timbal (II) asetat
dengan larutan kalium iodida membentuk endapan timbal (II) iodida dan larutan
kalium asetat.
d.
Logam aluminium dengan asam
sulfat membentuk larutan aluminium sulfat dan gas hidrogen.
e.
Serbuk kalium klorat dengan
serbuk belerang membentuk kalium klorida padat dan gas belerang dioksida.
4. Sebutkan
isi hukum perbandingan tetap dari Proust!
5. Pada
pembakaran magnesium dengan oksigen, sebanyak 1,52 gram magnesium tepat
bereaksi dengan 1 gram oksigen. Berapa gram oksigen diperlukan untuk bereaksi
dengan 12,2 gram magnesium?
6. Sebutkan
isi hukum perbandingan volum dari Gay Lussac!
7. Sebanyak
2,3 liter gas X bereaksi dengan 1,15 liter gas menghasilkan 3,45 liter gas Z. Apakah
reaksi ini sesuai dengan hukum perbandingan tetap dari Gay Lussac?
8. Tentukan
perbandingan N, jika N dan O membentuk senyawa-senyawa NO2, N2O3,
NO, dan N2O!
9. Pupuk
urea, CO(NH2)2, mengandung nitrogen 42%. Berapakah
kemurnian pupuk urea jika Mr urea = 60 dan Ar N = 14!
10. Suatu
cuplikan senyawa PbCO3. x Pb(OH)2 yang direaksikan
dengan asam sulfat berlebih menghasilkan PbSO4(s), H2O(l),
dan CO2(g). Berapakah nilai x jika gas CO2
yang dihasilkan 0,5 mol per mol PbSO4!
11. Pada
suhu dan tekanan yang sama, massa 2 liter gas X = ½ massa 1 liter gas SO2
(Mr=64). Tentukan Mr gas X tersebut!
Komentar
Posting Komentar